Sepenggal Kata Teruntuk Anda II

Katamu kemarin, jarak yang membuat anda menyerah pada semuanya.
Jarak yang menjadi alasan terbesar anda untuk pergi memilih berlalu.
Begitupula saya. Saya spontan membenci jarak.
Karena jarak yang bisa membuat anda memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita.

Atau itu hanya alasan semumu saja ? 

Apa jika tidak ada jarak, anda akan tetap mempertahankan hubungan kita (dulu) ?

Atau sebenarnya anda memang ingin mengakhiri hubungan kita ?

Namun hanya saja, otak cerdikmu melibatkan jarak beserta alasan-alasan licikmu untuk bisa mengakhiri hubungan itu ?

Jika benar begitu nyatanya, anda terlalu jahat sayang.

Saya?

Tak perlu anda repot-repot untuk memikirkan keadaan hati orang yang anda patahkan (dulu).

Saya tak apa.

Saya cukup kuat melewati semuanya sendirian.

Bahkan sebelum bersamamu saja, saya cukup kuat untuk menata hati sendirian.

Fikirkan saja hati anda kedepannya.

Anda yang telah menanam benih luka terlebih dulu melalui perlakuan anda.

Ini soal waktu.

Kelak anda akan merasakan apa yang saya rasakan. 

Ini bukan sumpah serapah sakit hati saya.

Namun DIA maha adil, sayang.

Dan saya hanya mampu berdo'a agar kelak anda tidak akan merasakan apa yang saya rasakan. 

Bagaimana rasanya dicampakan seseorang yang teramat anda sayang saat sedang sayang-sayangnya.

Karena bagaimanapun juga, saya hanya ingin melihat anda bahagia.

Entah dengan siapapun itu.  

Tapi kali ini saya benar-benar ikhlas atas kepergian anda.

Ah tenang saja.

(mungkin) ini bukan lagi kalimat semu saya.

-Teruntuk Anda-